pondok_pesantren
Sejarah

Pondok Pesantren As-Salafiyyah Asy-Syafi'iyyah tumbuh dari dorongan tradisi keilmuan Tambakberas Barat, Jombang — kawasan yang telah lama dikenal sebagai pusat pengembangan ilmu-ilmu keislaman. Berawal pada dekade 1890-an dari sebuah majelis ta'lim dan halaqah kecil di rumah pengasuh KH. Syafi'i adik KH. Hasbullah Said (ayah KH. A. Wahab Hasbullah) kegiatan keilmuan yang teratur, keterbukaan pada masyarakat, serta kebutuhan santri akan pendidikan berhaluan Ahlussunnah wal Jama'ah mendorong lahirnya lembaga kepesantrenan yang lebih tertata.

Seiring berjalannya waktu, estafet kepemimpinan Pondok Pesantren ini telah memasuki generasi keempat sejak KH. Syafi'i merintiskannya. Kini, di bawah asuhan Dr. KH. M. Syafiuddin Shobirin, M.Pd.I, arus perjuangan diarahkan mantap pada cita - cita besar: “Mencetak generasi Islam unggul, Qur'ani, berwawasan luas, dan berakhlak mulia.” Visi itu menjadi bintang penunjuk setiap kebijakan — dari penyusunan kurikulum, pola asuh santri, hingga program pengabdian sosial. Berlandaskan manhaj salaf yang kokoh dan fikih bermadzhab Syafi'i, pesantren menata diri sebagai ruang tumbuhnya generasi yang: kuat dalam akidah, cermat dalam ibadah, tekun menuntut ilmu, serta tawadhu' dalam akhlak. Dengan pijakan tradisi yang terjaga dan tampilan yang terbuka pada zaman, langkah-langkah pembaruan dijalankan tanpa kehilangan ruh keikhlasan dan keberkahan.

Pondasi Nilai dan Perkembangan

1. Berbasis Nilai Islam & Aswaja

Kegiatan pendidikan diselenggarakan dengan ruh Ahlussunnah wal Jama'ah: tawassuth (moderasi), tawazun (keseimbangan), i'tidal (keadilan), dan tasamuh (toleransi). Tradisi sorogan, bandongan, dan halaqah dipertahankan sebagai metode transmisi ilmu yang menjaga sanad, sekaligus menumbuhkan adab berguru.

2. Integrasi Al-Qur'an & Ilmu Umum

Sejak masa perintisan, pengasuh memadukan tahsin–tahfiz dan tafsir dengan ilmu pengetahuan umum. Santri didorong untuk menyerap keterampilan literasi, numerasi, dan sains dasar, agar mampu membaca ayat qauliyyah (wahyu) dan kauniyyah (alam) dengan kacamata tauhid. 

3. Literasi & Wawasan Aktual

Kultur muthala'ah (membaca) ditumbuhkan melalui Kajian kitab kuning pesantren. Kajian tematik berkala menghadirkan isu-isu actual sosial, ekonomi, lingkungan agar santri peka terhadap kenyataan, mampu berdialog, serta memberi solusi berbasis maqashid syari'ah.

4. Sistem Salafiyah Beradab

Sistem pendidikan salafiyah diterapkan untuk menanamkan adab sebelum ilmu: kedisiplinan, ringkas, khidmah, dan hidup berjamaah. Penekanan pada akhlak menjadi ciri yang membedakan: ilmu bukan sekedar informasi, melainkan pembentuk karakter dan laku hidup.

5. Pembentukan Karakter Tangguh

Melalui kegiatan riyadhah, organisasi santri, kewirausahaan sederhana, hingga pengabdian masyarakat, pesantren melatih ketangguhan, integritas, dan kemandirian. Santri diharapkan mampu berdiri tegak menghadapi tantangan zaman tanpa tercerabut dari akar tradisi.

Peran Sosial & Jaringan Pengabdian

Pesantren hadir sebagai mitra peradaban: membuka majelis ta’lim terbuka, layanan konsultasi keagamaan. Alumni didorong kembali ke kampung halaman sebagai penggerak masjid, madrasah, dan komunitas, sehingga nilai-nilai Aswaja menyebar secara damai dan membumi.

Motto & Ruh Gerakan

Pesantren menegaskan motto dua sebagai ruh gerakannya:

أفضَلُ الطُّرُقِ إلى اللهِ طَريقُ التَّعْلِيمِ وَالتَّعَلُّمِ

“Jalan terbaik menuju Allah adalah jalan mengajar dan belajar.”

Inilah alasan mengapa setiap aktivitas dipandang sebagai ibadah bila dijalankan dengan ilmu dan ihsan.

الِاسْتِقَامَةُ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ كَرَامَةٍ

“Istiqamah lebih utama dari seribu karamah.”

Pesantren mewujudkan konsistensi dalam kebaikan: hadir tepat waktu, menjaga amanah, tekun mengaji, dan terus memperbaiki diri, karena keinginan amal melampaui keajaiban setiap saat.

Dengan visi “Mencetak generasi Islam unggul, Qur'ani, berwawasan luas dan berakhlak mulia”, misi-misi yang operasional, serta motto yang membakar semangat, Pondok Pesantren As-Salafiyyah Asy-Syafi'iyyah Tambakberas Barat Jombang menempuh jalan bertradisis sekaligus bertransformasi. Berpijak pada manhaj salaf, bermadzhab Syafi'i, dan berpandangan luas terhadap ilmu serta realitas, pesantren ini terus menyiapkan santri untuk menjadi cahaya di tengah Masyarakat, rendah hati dalam akhlak, tinggi cita dalam ilmu, dan kokoh dalam pengabdian.