Jombang — Perjalanan Zakiyuddin Al Afdholi (Zaki) menuju predikat Wisudawan Terbaik Fakultas Agama Islam (FAI) UNWAHA 2025 tidak hanya kisah tentang nilai akademik gemilang. Di balik pencapaiannya, berdiri lingkungan yang membentuk ritme belajar, adab, dan daya juang: PP. As-Salafiyyah Asy-Syafi'iyyah Tambakberas Barat Jombang.
Mondok di Jombang, Menata Niat dan Disiplin

Usai lulus MA di Parit Pudin, Jambi, Zaki memilih kuliah sambil mondok di PP. As-Salafiyyah Asy-Syafi'iyyah . Keputusan itu menjadi titik balik: kegiatan pesantren membiasakan manajemen waktu, ketekunan, dan atmosfer belajar yang terstruktur.
“Awalnya belum ada niat kuliah. Tapi karena masih muda, saya putuskan kuliah sambil mondok dan saya niatkan di Jombang,” kenangnya. Di pondok, ritme harian, bimbingan ustadz, serta budaya belajar berjamaah meneguhkan fokus Zaki.
Ekosistem Pesantren yang Menguatkan
Bermula dari nol - belum akrab dengan jurnal dan penulisan ilmiah, bahkan sempat tanpa laptop - Zaki tak berjalan sendirian. Jejaring santri di As-Salafiyyah Asy-Syafi'iyyah menjadi penyangga: saling meminjam perangkat, materi diskusi, hingga dorongan mental saat tugas menumpuk. “Alhamdulillah, saya dikelilingi teman-teman yang baik dan siap membantu,” ujarnya.
Momen wisuda tahun ini juga menegaskan kontribusi nyata pesantren terhadap dunia akademik. Tidak hanya Zaki yang lulus, tetapi terdapat 16 wisudawan dari PP. As-Salafiyyah Asy-Syafi'iyyah yang berasal dari berbagai daerah dan perjalanan studi di UNWAHA sambil mondok di PP. As-Salafiyyah Asy-Syafi'iyyah. Diantaranya adalah: Zakiyuddin Al Afdholi, Asri Sobirin, Ahmad Fadlul Khasan, Deny Setiawan, Samsul Huda, Widi Ardiansyah, Wilda Prayoga, Afif, Aldi Prayoga, Ibnu Ihsan, Rian Adi Prayoga, Evy Dwi Andriani, Imrie Purwa, Vina Nur Afni, Anita R, dan Elsa.
Keberhasilan kolektif ini menunjukkan bahwa pola kuliah – mondok bukan sekedar mungkin, tapi efektif: santri mampu menjaga adab belajar, konsistensi ibadah, sekaligus menyelesaikan tugas akademik tepat waktu.
Sinkronisasi Pondok–Kampus
Di UNWAHA (Prodi PAI), Zaki menemukan ruang akademik yang selaras dengan dasar kepesantrenan. Keyakinan pada barokah tokoh besar Mbah KH. A. Wahab Hasbullah menambah motivasi. Hasilnya konkret: Tugas Akhir rampung di semester 7 , lebih cepat dari rata-rata. Selepas yudisium, ia langsung menyiapkan berkas lanjut S2 PAI di Pascasarjana UNWAHA melanjutkan ikhtiar ilmu tanpa jeda.
Predikat wisudawan terbaik bukan hanya soal IPK. Itu juga refleksi karakter santri : disiplin, tangguh, rendah hati, dan siap berproses. Nilai-nilai yang ditempa setiap hari di PP. As-Salafiyyah Asy-Syafi'iyyah itulah yang menjembatani keterbatasan menjadi keunggulan baik bagi Zaki maupun 16 rekan wisudawan santri lainnya.
Pesan untuk Perantau Muda
Kisah Zaki menegaskan: mondok di PP. As-Salafiyyah Asy-Syafi'iyyah Tambakberas Barat Jombang bisa berjalan seiring dengan prestasi kampus. Bagi mahasiswa perantau yang ragu, teladan ini menunjukkan bahwa dukungan komunitas pesantren, adab, dan kerja keras mampu melahirkan prestasi akademik terbaik dengan berkah ilmu yang terus menyertai perjalanan berikutnya, baik secara individu maupun bersama-sama.
